Jam 7.15 Pagi itu berangkat dengan hati cerah secerah hati mu
Assalammualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera kami sampaikan, semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Tanggal 8 Juli 2023 bertempat di pelataran bengkel di daerah Seloretno kecamatan Sidomulyo siswi bernama Ara dan seluruh teman sekolah kelas XII Mipa 2 SMA negeri 1 sidomulyo berangkat menuju kota semarang dalam rangka Study Tour bersama guru pendamping perjalanan.
pertanyaan Apa Itu Study Tour ?
Study tour adalah kegiatan diluar kelas atau lingkungan sekolah
sebagai metode belajar yang dikreasikan melalui proses wisata dan rekreasi tujuan dan harapan, setelah kegiatan Study Tour,
harapannya adalah siswa mampu belajar berinteraksi dengan dunia Luar, kegiatan Study tour diadakan karena kebutuhan siswa untuk mendapatkan pengalaman dari luar sekolah
Kota pertama tiba di Lawang Sewu
Lawang Sewa adalah gedung kantor pusat perusahaan kereta api pertama di Indonesia: Spoorweg Nederlandsch Indische Maatschappij (NIS). Lawang Sewu berasal dari nama panggilan yang diberikan oleh orang Jawa. "Lawang" berarti 'pintu' dan 'Sewu' berarti 'seribu' karena banyaknya pintu di gedung ini.
Pada tahun 1873 dibangun jalur kereta api pertama di Indonesia antara Semarang Solo Yogya, Termasuk Kedungjati -Ambarawa sepanjang 209 kilometer. Lintasan tersebut dibangun dan dioperasikan oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappu (NIS), sebuah perusahaan swasta yang berbasis di Den Haag yang mendapat konsesi dari pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya panjang lintasan bertambah. Di dalam Tahun 1893 dibangun jalur kereta api lagi, dari Yogya-Brosot, Yogyakarta-Ambarawa melalui Magelang dan Secang. Jalur terakhir yang dibangun adalah Gundih - Surabaya sebesar 246 kilometer.
Awalnya, kantor administrasi pertama NIS berlokasi di Stasiun NIS Samarang. Pesatnya pertumbuhan jaringan itu sendiri, diikuti dengan peningkatan aktivitas dan penambahan jumlah staf, membuat kantor pengelola di stasiun NIS Samarang tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Sebuah kantor didirikan di lokasi baru di pinggiran kota dekat dengan penduduk Semarang. Itu terletak di Semarang Bodjongweg (sekarang disebut Jl. Pemuda).
Pada akhir tahun 1863, kantor Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij seluas 18.232 m2 terletak di sekitar Tugu Muda Bemarang yang secara resmi disebut Wilhelmina Plein, melintasi Bodjongweg (sekarang Jl. Pemuda).
Pembangunan gedung dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907 Sebagian besar bahan bangunan didatangkan dari Eropa. Arsitek pertama yang merancang gedung ini adalah Ir. P. de Rieu tetapi sebelum draf dibuat, du Rieu meninggal. Direktur NIS kemudian menghubungi Prof. Jakob F. Klinkhamer, profesor dari Technische Hogeschool Delft, dan BJ Ouendag, arsitek di Amsterdam, untuk merancang bangunan tersebut.
Lawang Sewu memiliki tiga gedung utama yang terdiri dari gedung perkantoran toro dan satu gedung untuk pencetakan tiket. Gedung kantor tersebut dihubungkan dengan jembatan. Pembangunan dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Bangunan pertama adalah rumah penjaga dan percetakan setelah itu bangunan utama dibangun. Setelah beberapa tahun kantor tersebut diperluas dengan gedung tambahan di timur laut pada tahun 1918 1916
Gedung administrasi NIS dihiasi dengan berbagai ornamen karya seniman dan pengrajin ternama Belanda. Di area resepsionis terdapat jendela kaca patri buatan J.L. Schouten dari studio Prinsenhof di Delft.
Kaca patri ini menjadi salah satu daya tarik utama gedung ini. Roda di salah satu jendela menggambarkan kejayaan perkeretaapian di masa depan. Jendela juga menggambarkan flora, fauna dan figur batik Jawa dan simbol keindahan alam dan budaya lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar